Jakarta, 29 November 2024, Transformasi pembelajaran berbasis teknologi perlu berorientasi untuk membuat sistem pendidikan menjadi lebih inklusif dan berkualitas. Dalam Forum BERANDA Google ke-39, bertajuk “Dukungan Ekosistem untuk Transformasi Pembelajaran Berbasis Teknologi:Praktik Baik Digitalisasi Pendidikan di Kota Madiun” Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) mengajak para pemangku kepentingan untuk mendiskusikan strategi kebijakan pemanfaatan teknologi digital untuk pendidikan secara komprehensif melalui penguatan ekosistem pendidikan di tingkat lokal.
Penelitian yang didukung oleh Google for Education ini menyoroti implementasi penggunaan perangkat Chromebook, akun belajar.id, serta infrastruktur pendukung lainnya di jenjang SD dan SMP Kota Madiun. Stephen Pratama, Peneliti PSPK dan Lead Lingkar Studi Pendidikan PSPK mengungkapkan “Transformasi digital di Kota Madiun telah memberikan pembelajaran berharga tentang bagaimana teknologi dapat digunakan secara variatif untuk mendukung aktivitas dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Kajian kami menemukan bahwa aktivitas berbagi pengetahuan dan praktik baik antar guru memungkinkan guru untuk saling belajar dan menginspirasi satu sama lain sehingga semakin berdaya untuk memfasilitasi murid menggunakan teknologi di secara efektif kelas.”
Proses penelitian PSPK yang dilakukan sekitar 5 bulan melibatkan partisipan sebanyak 4 pejabat Dinas Pendidikan Kota Madiun, 2 pejabat Dinas Kominfo, 57 kepala sekolah, 331 guru, 23 siswa, dan 10 orang tua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyediaan infrastruktur digital dan pengembangan kapasitas yang disediakan oleh Pemerintah Kota Madiun menjadi landasan penting bagi pembelajaran berbasis teknologi.
Penelitian ini mencatat beberapa capaian Kota Madiun, seperti:
● Pengadaan 9.400 Chromebook untuk siswa dan guru.
● Lebih dari 3.000 titik Wi-Fi yang tersebar di seluruh kota.
● Pencapaian Rekor MURI 2023 atas pengadaan Chromebook terbanyak.
Pandu Ario BIsmo, Vice Director PSPK, menyatakan, “Di Kota Madiun, kami melihat bagaimana kebijakan yang mendukung pengadaan perangkat dan pelatihan bagi guru menjadi faktor penentu dalam memaksimalkan manfaat teknologi. Untuk itu, PSPK mendorong kebijakan yang tidak hanya menyediakan infrastruktur, tetapi juga memastikan pemerataan akses dan pelatihan yang berkelanjutan untuk semua pihak yang terlibat.” Manfaat penggunaan teknologi juga terlihat melalui potensinya dalam mendorong penghematan biaya operasional sekolah.
“Satu semester, pencatatan jurnal guru bisa menghabiskan hingga Rp2 juta untuk mencetak buku. Dengan teknologi, pengeluaran administratif bisa berkurang secara signifikan,” ungkap salah satu kepala sekolah.
Berdasarkan penelitian ini, PSPK mengembangkan teori perubahan (Theory of Change atau TOC) sebagai panduan bagi daerah serta jejaring pendidikan yang hendak melakukan transformasi pembelajaran berbasis teknologi. TOC ini bersandar pada prinsip bahwa setiap daerah dapat melakukan transformasi digital dengan tahapan yang berbeda sesuai kesiapan dan kondisi masing-masing. Lebih dari itu, TOC ini memposisikan teknologi sebagai alat bantu dan bukan untuk menggantikan guru. Alhasil, penguatan kapasitas guru menjadi penting dan bukan hanya bertujuan agar guru fasih menggunakan teknologi, melainkan juga berorientasi untuk membantu guru agar dapat mengajar sesuai tahap kesiapan dan kebutuhan belajar murid.
Najelaa Shihab, Ketua Dewan Pembina PSPK, menegaskan pentingnya membangun ekosistem digital yang berpihak pada anak. “Teknologi perlu ditempatkan sebagai sarana untuk memastikan setiap anak mendapatkan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan mereka. Kebijakan digitalisasi pendidikan bukan hanya tentang pengadaan infrastruktur digital yang merata, melainkan juga tentang peran teknologi untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan yang lebih luas dan berkeadilan, bagaimana mendukung guru agar dapat mengambil berbagai peran profesional dalam ranah teknologi pendidikan, dan bagaimana mendukung orang tua agar berdaya mendampingi penggunaan teknologi oleh anak maupun mendukung transformasi pembelajaran di daerah.”
PSPK menyampaikan tiga rekomendasi utama untuk mendukung transformasi pembelajaran berbasis teknologi:
a) Penyediaan Infrastruktur digital yang Merata, dengan memastikan semua siswa, termasuk di daerah terpencil, memiliki akses perangkat dan internet yang memadai.
b) Pengembangan Kapasitas Guru yang disesuaikan dengan variasi kemampuan dan minat guru dalam berkarya.
c) Ekosistem pendidikan sangatlah kompleks dan setiap daerah memiliki keunikan masing-masing. Agenda digitalisasi pendidikan perlu dilihat sebagai penopang untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan prioritas di suatu daerah.
PSPK berharap Forum BERANDA ini menjadi pemantik diskusi bagi pembuat kebijakan, praktisi pendidikan, dan masyarakat sipil untuk memahami langkah strategis dalam membentuk ekosistem dengan memanfaatkan teknologi sebagai pendorong transformasi pendidikan yang berkelanjutan dan inklusif.