Kilas Pendidikan Edisi 9: What Works? Fokus kepada Sistem untuk Fokus kepada Pembelajaran Anak

Oleh:

Dalam evolusi dan peningkatan berkelanjutannya, pendidikan di Indonesia sudah melebarkan fokus perhatian dalam menghasilkan kemajuan dari segi mutu dan kualitas pendidikan, bukan hanya dari segi akses dan kuantitas. Sehubungan dengan ini, dalam pemikiran yang berfokus pada sistem pendidikan, banyak indikator sudah dicanangkan yang pada hakekatnya mengedepankan perspektif bahwa, seperti yang dikatakan Rebekah Nivala dalam edisi Kilas ini, dalam “pendidikan output yang positif dihasilkan dari berbagai proses yang sangat kompleks.”
Secara kolektif, para penulis Kilas bulan ini menghadirkan titik pandang mereka dalam pembahasan akan pertanyaan berikut: apa yang kita tahu dapat menghasilkan tujuan utama pendidikan dan kegiatan bersekolah, yaitu student learning atau pembelajaran anak?
Berkontribusi dalam diskusi pendidikan mengenai apa saja yang terlibat dalam “proses yang sangat kompleks,” para penulis kali ini memberikan paparan mengenai peran penelitian pendidikan, peran pengadaan fasilitas komputer dan teknologi dalam pendidikan, dan juga filosofi pendidikan yang tercermin dalam metode dalam mendidik—bukan hanya mengajar—anak.
Rebekah Nivala memberikan bahasan mengenai peran penelitian pendidikan serta portal-portal atau bank pengetahuan dan informasi pendidikan, yang paling terutama, dalam memperkuat sistem dan proses kegiatan belajar mengajar, dan dalam memperkuat atau memperbaiki sistem pendidikan juga melalui proses pembuatan kebijakan yang sehat. Nisa Felicia menyoroti komponen akses teknologi dalam dan untuk pendidikan, komponen yang secara global melalui OECD dan tes PISA dianggap menjadi salah satu indikator kuat keberhasilan sebuat sistem pendidikan nasional dalam mempersiapkan siswa-siswi untuk pembelajaran berkelanjutan dan partisipasi dalam masyarat era abad ke-21. Yang terakhir, Sri Wahyaningsih mengajak masyarakat untuk bercermin mengenai filosofi dan asumsi dibalik paradigma pendidikan umum yang bersifat menyeragamkan, di tengah-tengah pentingnya anak Indonesia untuk bukan hanya membangun kemampuan intelektual, tapi mengalami learning atau pembelajaran yang memperkuat jati diri dan sensitifitas anak terhadap lingkungan sekitarnya.
Ketiga penulis bekontribusi dalam melanjutkan diskusi nasional dan lokal pendidikan mengenai what works, atau apa kita tahu bisa menghadirkan keberhasilan dalam membangun kualitas siswa-siswi dan anak bangsa ini, di tengah-tengah kerumitan dan kompleksitas tantangan pendidikan yang berada dalam ranah-ranah multisektoral—antara psikologi, sosiologi, antropologi, politik, dan ekonomi. Semoga para pembaca dapat menambah pengetahuan dan meneruskan perjuangannya dalam memajukan pendidikan Indonesia.

Add a Comment

Your email address will not be published.