Diskusi Kelompok Terpumpun: Poros Pelajar Peduli Pendidikan

Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) mengadakan kegiatan Poros Pelajar Peduli Pendidikan pada Sabtu (14/11) kemarin. Poros Pelajar Peduli Pendidikan adalah sebuah diskusi kelompok terpumpun yang diinisiasi oleh Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) bersama anak Indonesia yang memiliki aspirasi dan kepedulian terhadap pendidikan. Diskusi ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk menyuarakan pendapat, ide, rekomendasi tentang kebijakan pendidikan serta informasi tentang kondisi terkini pendidikan indonesia yang terekam dari sudut pandang anak, khususnya anak yang berada pada jenjang Sekolah Menengah Atas dan sederajat.

Diskusi ini dihadiri para pelajar dari 18 kota/kabupaten dari seluruh Indonesia. Tersebar mulai dari Takengon hingga Merauke, dari Nunukan hingga Maumere. Keragaman tersebut bertujuan agar diskusi ini dapat menghadirkan informasi situasi dan kondisi terkini terkait pendidikan di berbagai daerah di Indonesia. Para pelajar ini pun memiliki latar belakang beragam mulai dari aktivis organisasi, pegiat riset keilmiahan, hingga penggagas inovasi dan kreativitas. Latar belakang yang berbeda ini harapannya dapat memberikan perspektif yang lebih luas terkait topik yang akan dibahas.

Terdapat beberapa butir diskusi yang difokuskan pada diskusi kali ini, yaitu tentang kurikulum dan asesmen. Tentunya kedua hal tersebut merupakan dua dari sekian banyak kebijakan pendidikan yang pengaruhnya dirasakan langsung oleh pelajar. Dengan diinisiasinya diskusi ini, Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) mendorong agar para pelajar dapat terlibat dan memberikan aspirasi agar para pelajar bukan hanya merasa sebagai objek tetapi sebagai partisipan dalam pendidikan. 

“Selama ini kebijakan pendidikan biasa lebih berpihak kepada selain anak. Oleh karena itu, PSPK merasa butuh mendengar langsung suara anak-anak Indonesia. Maka, hari ini adalah pertama kali forum bersama anak seperti ini kami lakukan. Kami akan membuat forum-forum bersama anak-anak Indonesia seperti ini secara rutin. Hari ini kita akan membahas kurikulum dan asesmen. Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi, pandangan, ide, dan usulan dari teman-teman pelajar SMA dan sederajat agar dapat kita sampaikan kepada para pembuat kebijakan,” ujar Nisa Felicia, Direktur Eksekutif PSPK.

Hasil yang dihadirkan dari diskusi ini pun cukup konkret dan sangat mungkin untuk diaktualisasikan. Seperti pelibatan siswa dalam perancangan kurikulum agar lebih mempertimbangkan minat, bakat dan kebutuhan siswa. Ada juga kesamaan pandangan agar asesmen yang dilakukan bukan hanya terfokus pada nilai sebagai tolak ukur kemampuan siswa. Selain itu para pelajar ini juga banyak mengeluhkan rumitnya sistem yang ada sehingga menyulitkan para guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik. Sebagai solusi mereka juga mengusulkan adanya forum komunikasi antara guru dan peserta didik. Hal tersebut untuk semakin menunjang keterlibatan siswa dalam pendidikan yang mereka jalani di sekolahnya masing-masing.

Kegiatan diskusi ini berlangsung sangat aktif dan dinamis. Kegiatan seperti ini diharapkan agar terus ada dan tetap menjadi wadah aspirasi bagi para pelajar. PSPK juga diharapkan tetap bisa bertindak sebagai kolaborator dan jembatan antara pelajar dengan pemangku kebijakan. “Kami sangat berterima kasih karena diskusi ini telah menjadi wadah dalam memberikan aspirasi terkait pendidikan yang ada di sekolah. Di sini kami bukan hanya berkeluh kesah tetapi juga dapat menemukan titik temu. Semoga PSPK dapat terus hadir serta menjembatani aspirasi-aspirasi dari anak-anak Indonesia,” ujar salah seorang perwakilan peserta.

Besar harapan para pelajar ini agar apa yang telah disuarakan dapat didengar oleh para pemangku kebijakan dan dijadikan pertimbangan dalam setiap pengambilan kebijakan. Pusat Studi Pendidikan dan Pendidikan (PSPK) akan berusaha semaksimal mungkin bukan hanya menjadi telinga tetapi juga menjadi perpanjangan tangan dari para pelajar dalam menyuarakan aspirasi mereka dalam upaya menjadikan pendidikan Indonesia lebih berpihak kepada anak.

Add a Comment

Your email address will not be published.